Ads




YouSayToo - Promote Blog

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

Minggu, 04 Oktober 2009

The Real Jihad

Jihad itu :

- Bisa Menjauhkan diri dari korupsi, sekecil apapun, meskipun ada resiko dikeluarkan diturunkan jabatan or dijauhkan dari teman2 kita. Kenapa korupsi di Indo ga beres2? Karena atasan n bawahan sama2 ga kuat iman-nya, akhirnya ikut2an korupsi. Bahkan kabarnya mentri Agama pun pernah kena kasus korupsi.

- Pantang menyerah,

   Maksudnya dijaman yg segala susah ini jangan sampe putus harapan trus nyopet, ngrampok, or bunuh diri. Gw punya temen SMA yg dulu nya tajir berat karena kena resesi sekarang dia jadi supir angkot, sampe mewek2 curhat ke gw karena udah ga sanggup mikirin biaya hidup buat keluarganya lagi ( bokap nya udah meninggal ). Saran gw simple aja waktu itu, shalat lima waktu tepat waktu, Alhamdulillah dia skrg jadi juragan angkot.


- SELALU menyisihkan income yg Allah telah berikan kepada kita.

    Tukang nasi goreng langganan gw selalu menyisihkan 30% (Bukan 10%, tapi 30 % !) income nya di sebuah kaleng untuk tiap Jumat dimasukin ke kotak amal nya. Padahal dia baju nya udah lusuh, sendal jepit nya pun udah tambal sulam, tapi dia selalu bilang kalo masih ada orang2 yang ga seberuntung dia, bisa makan tiap hari. Get the point? ini dari tukang nasi goreng lho …


- Be a good muslim.

   Maksudnya JADILAH Contoh/Teladan dalam masyarakat/komunitas. Contoh : Udah satu tahun temen kerja gw brangkat ke Amrik (Texas) untuk masalah kerjaan, Sebenernya dia masih kehitung Islam KTP, tp mungkin ini pertama kalinya dia hidup sendiri (dinegara yg beda pula), dia jadi lebih sering Ibadah.


    Ga ada angin ga ada ujan, tiba2 2 relasi kerja nya sangat tertarik ketika ngeliat temen gw itu saat melakukan shalat. Semakin kesini mereka pun semakin tertarik dgn Islam dan penasaran, akhirnya 22nya menjadi Muallaf. Kebayang ga berapa besar pahala yang dia dapetin dari me-muallaf-kan 2 orang tersebut ? gak pake Bom2an lho …

    Sebenernya masih banyak cerita dari temen2 or relasi2 gw yang berhubungan dengan ‘Jihad’ versi mereka. Dan gw lebih dan sangat menghargai jihad versi mereka yg gw 10000000000000000% yakin derajat mereka di mata Allah SWT, SANGAT tinggi dan gw beruntung bisa dapet inspirasi dan pelajaran yg sangat berharga dari kisah2 mereka. 

They Are The Real JIHADIST !



Sumber : supermance.com

Pahala Sholat Berjamaah.

Sahabatku, ada sebuah hadits yang mungkin perlu engkau ketahui. Yaitu tentang keutamaan shalat berjamaah. Hadits itu berbunyi, “Seseorang yang berwudhu dengan sempurna, kemudian pergi ke masjid dan di dapatinya orang-orang telah selesai shalat (berjamaah), maka dia akan menerima pahala sebanyak orang yang mengerjakan shalat berjamaah, tanpa mengurangi sedikit pun pahala mereka.” (HR. Abu Daud, Nasa’i, dan Hakim).

Subhanalllah, ini adalah anugerah besar yang diberikan kepada kita. Ini seperti hidangan yang sangat mahal harganya namun diberikan secara cuma-cuma. Lantas, mengapa sedikit sekali orang yang mau mengambil hidangan itu?

Sahabatku, kita kadang tidak jadi pergi shalat ke masjid dengan alasan tidak ada orang yang shalat berjamaah. Lantas kita shalat sendirian di rumah. Padahal, menurut hadits ini, jika kita sudah berniat shalat berjamaah di masjid, namun tidak ada lagi yang shalat berjamaah, maka kita tetap mendapatkan pahala shalat berjamaah.

Tentu saja kita mendapatkan pahala itu dengan satu syarat: Jika kita sudah tahu ada shalat berjamaah di masjid, lalu kita tunda-tunda dengan harapan tidak shalat berjamaah dan dapat shalat sendirian, dengan asumsi bahwa kita akan memperoleh pahala shalat berjamaah, maka hal itu tidak benar. Kita tidak akan mendapatkan pahala shalat berjamaah. Niat seperti ini sudah melenceng dari yang sudah seharusnya, sehingga pahala tersebut tidak kita dapatkan.

Orang yang terbiasa shalat berjamaah, biasanya akan sangat bersedih apabila ia tidak shalat berjamaah. Ia ingin, bagaimanapun caranya, dapat melaksanakan shalat berjamaah dengan istiqomah. Namun, kadang kala ia lupa dan terhambat karena udzur syar’i. Sehingga sesekali ia terhalang untuk shalat berjamaah. Niatnya yang kuat untuk selalu shalat berjamaah tetap tertambat di dalam hatinya. Ia tidak pernah sedikitpun ingin menghapus niat itu di dalam hatinya. Kemudian Allah memberikan hiburan kepadanya dengan hadits Nabi tersebut.

Orang yang merindukan rumah Allah akan selalu datang menunaikan shalat fardhu di masjid meskipun sudah tidak ada lagi orang yang shalat berjamaah. Karena mengerjakan shalat fardhu di masjid lebih utama daripada mengerjakannya di dalam rumah.

***Sunday

~ oleh erva kurniawan di/pada 8 September 2009.

sumber : ervakurniawan.wordpress.com